Senin, 19 Maret 2012

SEJARAH PERKEMBANGAN MICE DI INDINESIA

<<..Tentang MICE..>>
MCC (Manado Convention Center), Manado - Sulawesi Utara
M I C E (Meeting, Incentive, Converence, Exhibition)
Definisi, Bentuk Dan Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan Mice
Pengertian MICE
·         Menurut Pendit (1999:25), Mice diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.

·         Sedangkan menurut Kesrul (2004:3), Mice sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business,
 biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition.
Bentuk Mice
 1.Meeting
Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE.
·         Menurut Kesrul (2004:8), Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan.
·         Menurut Kesrul (2004:3), “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”.


2.Incentive
·         Undang-undang No.9 tahun 1990 yang dikutip oleh Pendit (1999:27), Menjelaskan bahwa perjalanan insentive merupakan suatu kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para karyawan dan mitra usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka dalam kaitan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang bersangkutan.
·         Menurut Kesrul (2004:18), bahwa insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang.
·         Menurut Any Noor (2007:5) yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel is a global management tool that uses an exceptional travel experience to motivate and/or recognize participants for increased levels of performance in support of the organizational goals.
3.Conference
·         Menurut (Pendit,1999:29), Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference, maka secara teknis akronim mice sesungguhnya adalah istilah yang memudahkan orang mengingatnya bahwa kegiatan-kegiatan yang dimaksud sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan sebuah meeting, incentive, conference dan exhibition hakekatnya merupakan sarana yang sekaligus adalah produk paket-paket wisata yang siap dipasarkan. Kegiatan-kegiatan ini dalam industri pariwisata dikelompokkan dalam sati kategori, yaitu mice.
·         Menurut Kesrul, (2004 :7), Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya.
4.Exhibition
·         Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam Surat Keputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 / HM. 703 / MPPT-91, Bab I, Pasal 1c, yang dikutip oleh Pendit (1999:34) yang berbunyi “ Pameran merupakan suatu kegiatan untuk menyebar luaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata
·         Menurut Kesrul (2004:16), exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda.


Pertimbangan pelaksanaan Mice
·         Menurut Kesrul (2004:9), dalam penyelenggara kegiatan MICE, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1.Penetapan lokasi dan ruang MICE
a)   Dalam penentuan terjadi 2 kemungkinan sebagai berikut :
·         Pihak klien yang menetapkan dan mengkonfirmasikan lokasi tempat penyelenggaraannya. Pihak perencana tidak meneruskan proses lebih lanjut.
·         Perencana mutlak menentukan lokasi dan tempat pertemuan, misalnya menyelenggarakan suatu seminar atau workshop atau konferensi.
b) Pertimbangan tempat penyelenggara secara geografis dengan spread of the person attending : terlalu jauh dari tempat peserta, kecuali khususnya seperti no.1b, peserta yang memerlukan sekali seminar dan konferensi tersebut.
c) Pertimbangan dalam menentukan kondisi sekitar lokasi dimana pertemuan akan digelar.
2.Perlengkapan fasilitas MICE
·         Menurut Kesrul (2004:90) Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehingga tidak ada standar yang berlaku umum.Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut :

·         Jenis pertemuan dan lamanya
·         Jumlah peserta
·         Jumlah ruangan yang dibutuhkan
·         Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan
·         Bentuk pengaturan tempat duduk
·         Akomodasi peserta mice
3.Penanganan transportasi
·      Meeting planer atau PCO bertanggung jawab dalam pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE. Menurut Kesrul (2004:104), ada enam point dalam pengaturan transportasi yaitu:
·         Transprtasi udara
·         Airport shuttle service
·         Multiple property shuttle
·         VIP transportation
·         Local tour
·         Staff transportation.
4.Pelayanan makanan dan minuman
·         Menurut Kesrul (2004:113), Mengemukakan bahwa agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman. Seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage, room service and banquet capabilities. Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi appearance and attractiveness, cleanliness, dan jenis serta variasi makanan dan minuman pada saat ramai (peak hours) untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukan pemesanan terlebih dahulu. Apakah restaurant tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut lay out dan jenis makanan dan minuman.
5.Akomodasi
Berikut ini daftar penanganan akomodasi yang harus di cek :
·         Akomodasi sesuai harapan peserta
·         Penginapan : Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur
·         Kamar gratis untuk panitia atau komite : jumlah, tipe, dan fasilitas yang harus dibayar
·         Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi : jumlah, tipe, dan harga. (Oleh : N. Raymond Frs, dari berbagai sumber),-




v  Menjadi Penyelenggara MICE Profesional?

MICE

v  Perkembangan industri Meeting Incentive Convention Exhibition (MICE), di Indonesia sudah menunjukan arah peningkatan, meski tumbuh secara perlahan. Lambatnya laju pertumbuhan di industri mice ini tidak lain adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun profesionalismenya.

v  Untuk mengakomodasi hal ini, PT. Indo Kreatif Mishatama mengadakan workshop nasional, dengan tajuk Be Come a Profesional MICE Organizer, pada tanggal 27-28 Februari 2008, di Hotel Kartika Chandra. Acara ini, diharapkan nantinya 20 orang yang menjadi peserta workshop dapat menjadi Sumber Daya Manusia yang Professional dalam menekuni bidang MICE baik yang terjun di Profesional Exhibition Organizer (PEO), maupun Profesional Conference Organizer (PEO). Kemudian dapat memberikan pengetahuan dan pembelajaran mengenai konsep dasar dan tehnik dalam mengelola event MICE baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
v  Workshop ini sangat bermanfaat, sebab dapat menghadirkan para praktisi seperti Surya Dharma dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Eko Prabowo, dari ASPERAPI, Herman Widiapoera praktisi Exhibition Organizer bertaraf Internasional, Ida Bagus Lolec Surakusuma dari industri travel, Andi Soehendro mewakili Venue Owner, Agus Iswahyudi mewakili stand contractor, Adeviyanti mewakili pacto convex dan praktisi pendidikan Christina L, Rudatin dari D-4 MICE P.N.J.
v  Sehari menjelang diadakannya workshop, Ivan Haeqal, selaku direktur PT. Indo Kreatif Mishatama mengutarakan, workshop ini merupakan langkah kedua setelah sukses menggarap acara seminar mengenai Be Come a Profesional Mice Event Organizer pada tahun 2007.
v  Memang harus diakui, dari segi sumber daya manusia (SDM), Indonesia harus terus berbenah pada industri ini. Pada peserta workshop, Surya Dharma mengatakan, bahwa Industri mice Indonesia masih banyak kelemahan dan kekuranganya. Beberapa hal tersebut, surya mencontohkan mengenai lemahnya profesionalitas SDM baik dari segi kualitas dan kuantitas, aksesbilitas kurang optimal, serta untuk sosialisasi mengenai peranan mice pun masih kurang, baik di tingkat pusat maupun daerah.

v  Kurangnya sosialisasi tentang industri mice pun diamini oleh beberapa peserta workshop ini. Beberapa daerah seperti Semarang, Kalimantan dan Sulawesi memang tidak paham betul akan istilah mice yang telah menjadi sebuah industri ini. Sayangnya, para peserta dari daerah tidak ada yang menanyakan mengenai kriteria seperti apa saja suatu provinsi yang masuk dalam ranah destinasi mice. Mereka hanya mengetahui bahwasannya mice merupakan bagian dari paket pariwisata. “Kalau mice merupakan bagian dari pilar pariwisata, provinsi kami memiliki potensi wisata yang bagus. Kami memiliki segitiga karang yang tidak dapat ditemukan pada provinsi lain,” ujar peserta workshop dari Sulawesi Tengah.
v  Jika ditilik lebih lanjut, nilai ekonomis dari wisata mice ini sebenarnya dapat meningkat 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan wisata konvensional. “Singapore Tourism Board menunjukan data, bahwa nilai ekonomis wisata mice dua kali lebih besar dari sektor wisata konvensional,” terang, Surya Dharma. Pada saat presentasi di depan peserta workshop, Surya Dharma mencontohkan ada beberapa pasar potensial yang menjadi bagian dari industri mice, misalnya, pertemuan, atau meeting dari NGO-NGO (Non Government Organization). Kemudian, spartai politik, perusahaan-perusahaan multinasional pun dianggapnya sebagai pasar potensial.
v  Hal senada pun di ungkap oleh Herman Wiriadipoera, praktisi sekaligus CEO pameran bertaraf Internasional Napindo Media Ashatama. “Mice itu industri yang besar, dan dapat mendatangkan nilai devisa yang besar pula bagi Negara. Namun dalam hal ini, mice belum tergarap secara maksimal,” sebut Herman. Herman kembali menambahkan, untuk mengadakan event bertaraf internasional saja, sudah mengundang devisa bagi Negara yang didapat dari sektor transportasi, hotel, hiburan, dan souvenir.
v  Namun sangat disayangkan kembali, venue-venue besar ditiap daerah akan tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal. Kemudian pemerintah dalam hal ini kurang berperan aktif dalam hal edukasi, dan terkesan berjalan sendiri-sendiri dan tumpang tindih. Seperti diketahui, industri mice di Indonesia dipegang oleh dua departemen yang berbeda, yakni departemen perdagangan dan departemen pariwisata. Eko Prabowo wakil sekjen Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) memaparkan pada peserta workshop, untuk mengadakan ijin seperti Meeting, Incentive, Convention harus melalui Departemen kebudayaan dan pariwisata. Kemudian untuk exhibition harus melalui Departemen Perdagangan.
v  Andai saja pemerintah dapat mengkap sinyalemen industri ini dengan baik, kemudian suasta selaku pelaksana industri dapat berjalan seiring, bukan tidak mungkin pertumbuhan mice Indonesia akan setaraf dengan negara Singapura. Paling tidak, pada tahun 2008, industri mice Indonesia akan meningkat menjadi 10-15 persen dari target pertumbuhan 3 persen pada tahun 2007 seperti yang ditetapkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.


SeJarah perkembangan 
"MICE" di IndoneSia...:)

                                            
  
Nama Mahasiswa           : Ni Wayan Wenny Widiyanti. S
N I M                                : 09.3.01.073
Jurusan                             : Diploma Tiga ( D3)
Program Study                 : Perhotelan

AKADEMI PARIWISATA MATARAM
MATARAM
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar